Wonosobo (igscyber) – Jangan takut meniti karier lewat olahraga. Saat ini olahraga sudah bisa dijadikan tiang pondasi kehidupan masa depan. Muatan positif itu dilontarkan Raden Isnanta, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam acara sharing dengan cikal bakal atlet daerah di Wonosobo, Jawa Tengah
“Kami memberikan informasi masa depan atlet. Dulu olahraga sebagai alat perjuangan bahwa Indonesia negara merdeka yang kuat. Kini olahraga harus jadi profesi karena olahraga sudah bisa dijadikan sandaran hidup,” papar Raden Isnanta.
Mau nonton tv? Yuk kunjungi :
Pemerintah lewat Kemenpora telah memberikan jalannya. Pemerintah banyak memberikan kemudahan. Atlet berprestasi selalu diganjar apresiasi misalnya dengan bonus, rumah, pekerjaan, serta mengangkat ekonomi keluarga.
“Jadi jangan takut meniti karier dengan olahraga. Bermimpilah menjadi seorang atlet berprestasi. Tapi, semua itu tentu ada proses dan waktu yang dibutuhkan untuk menggapainya,” ujar Raden Isnanta.
Kegiatan ini lanjut Raden Isnanta merupakan bagian dari road show bagi pengembangan generasi muda olahraga Indonesia. Maka dari itu, dalam hajatan yang kali pertama digelar ini pihak Kemenpora menghadirkan para atlet nasional, mantan atlet dan tokoh olahraga yang selama ini mendukung olahraga.
Di antaranya Markis Kido dan Luluk Hadiyanto (bulutangkis), Triyaningsih (atletik), Deslya Anggraini, Hendy (pencak silat), Nita Carlina, Dhika Aulia (arung jeram), Noorcholis, Raden Pungki (paralayang).
“Kami hadir dari inisitif dari Kabupaten Wonosobo untuk menggairkan olahraga di daerah tersebut. Tapi kami berharap ke depannya juga datang dari daerah lainnya, sehingga bisa memberikan stimulan bagi masyarakat daerah untuk serius menuai prestasi dalam olahraga,” tutur Isnanta.
Ini membuktikan daerah tersebut punya modal kuat keseriusan, keinginan untuk maju. Karena KONI daerah, induk cabang olahraga, pemerintah daerah terlibat di dalamnya. Bila semua perangkat tersebut mendukung Raden Isnanta meyakini pengembangan pembinaan olahraga akan cepat maju.
Sementara itu, Markis Kido-juara dunia ganda putra 2006 berpasangan dengan Hendra Setiawan, mengatakan kegiatan ini sangat bagus untuk memotivasi para atlet muda masa depan. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini berharap akan muncul generasi emas terutama di cabang bulutangkis.
“Antusiasme masyarakat ternyata cukup tinggi. Apalagi juga ada coching clinic dan sesi tanya jawab dengan atlet. Saya berharap program ini diteruskan ke daerah lainnya bukan hanya di Wonosobo,” ujar Markis Kido.
Setali tiga uang, pandangan yang sama juga dilontarkan Luluk Hadiyanto yang berbagi pengalaman dengan pemain bulutangkis lokal Wonosobo. Menurutnya ini program positif bagaimana pemerintah khususnya Kemenpora menjemput bola.
Saya memberikan apresiasi kepada Deputi 3 yang terjun langsung ke daerah memantau perkembangan atlet lokal. Program ini perlu terus digelorakan dalam mencetak olahraga Indonesia yang tangguh dan berprestasi,” kata Luluk.
Sementara itu, Deslya Anggraini dan Hendy yang mengukir sebagai juara dunia seni tunggal putri dan putra juga berbagi ilmu dengan pesilat dari 15 kecamatan se-Wonosobo.
Mereka bukan hanya mempraktekan jurus-jurus, teknik dan keterampilan di atas matras, tapi juga memberikan motivasi dan solusi untuk menjadi seorang atlet dunia.
Terpenting untuk menjadi seorang atlet adalah motivasi dalam diri sendiri, disiplin dan dukungan orang tua,” tutur Deslya dan Hendy.
Sementara itu, Ketua KONI Wonosobo, Bambang Laras Nyoto, merasa sangat terhormat dengan adanya program yang dilaksanakan Deputi 3 Kemenpora. Terlebih dengan hadirnya atlet-atlet nasional yang berpretasi internasional.
“Ini langkah yang luar biasa. Kami, KONI, masyarakat di kabupaten Wonosobo merasasa termotivasi, tertantang bagaimana kami membina atlet-atlet agar bisa berprestasi,” tutur Bambang Laras Nyoto.
Tapi, diakui daerahnya masih sangat minim fasilitas olahraga maupun pelatih bersertifikast nasional.
Kedepan kita akan meminta kepada Deputi 3 atau 4 agar pelatih kami juga dilatih oleh pelatih nasional, sehigga kami yang berada di daerah ini berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.(AF)